JAKARTA – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata. Serta berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat terutama pasca pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira yang mengatakan banyak peserta acara KTT ASEAN yang datang ke Labuan Bajo akan berdampak pada perputaran perekonomian Indonesia. Apalagi Labuan Bajo merupakan salah satu dari Destinasi Super Prioritas Indonesia.
“Masyarakat NTT menyambut peluang untuk mempromosikan dan memasarkan pariwisata Labuan Bajo serta berbagai keindahan alam dan kerajinan di pulau Flores – NTT untuk dikenal oleh negara-negara di Asia Tenggara dengan baik,” kata Andreas dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).
Legislator dari Dapil NTT I ini mengatakan penyelenggaraan KTT ASEAN juga bisa menjadi wadah untuk produk pariwisata Indonesia ke kancah internasional. Sebab publikasi yang dilakukan oleh media luar secara tidak langsung mempromosikan destinasi wisata Labuan Bajo.
“Publikasi media internasional dalam penyelenggaraan KTT ASEAN secara tidak langsung menjadi ajang promosi untuk Indonesia, khususnya Labuan Bajo-Flores. Kita bisa memanfaatkannya untuk semakin mengenalkan pariwisata dan budaya Indonesia di tingkat internasional,” jelasnya.
Seperti diketahui, Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN 2023 yang puncak acaranya dilaksanakan di Labuan Bajo pada 9-11 mei 2023. KTT ASEAN ke-42 dihadiri oleh kepala negara/pemerintahan, pimpinan parlemen, serta jajaran kementerian yang terlibat dari 11 negara di Asia Tenggara. Indonesia mengangkat tema ‘ASEAN Epicentrum of Growth’ yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan.
Ia menambahkan kehadiran forum internasional tersebut juga membantu meningkatkan potensi ekonomi kreatif lewat para pelaku UMKM lokal.
“Bahkan bukan hanya Labuan Bajo, bukan hanya biawak purba Komodo atau tenun ikat NTT yang sudah mendunia, tapi Flores-NTT secara keseluruhan memiliki potensi untuk dieksplor oleh para wisatawan mancanegara dengan dikenalnya Labuan Bajo pada pagelaran KTT ASEAN ini,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah agar lebih meningkatkan pengembangan infrastruktur pendukung dan membantu mempersiapkan SDM lokal untuk memaksimalkan potensi daerah tersebut. Dengan begitu, hal tersebut bisa menjadi daya tarik untuk Labuan Bajo agar bisa menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan internasional.
“Kita juga bisa memanfaatkan budaya promosi dari mulut ke mulut. Para delegasi bisa menceritakan pengalamannya mengenai potensi pariwisata di Indonesia ke saudara-saudaranya, teman-teman atau kolega di tempat asal mereka,” jelasnya.
“Jadi upaya ini sangat berpengaruh dalam mendatangkan wisatawan mancanegara. Apalagi delegasi yang datang ini kan para pimpinan atau kepala pemerintahan yang berpengaruh terhadap kebijakan dari negara tersebut, termasuk soal kerja sama di bidang pariwisata,” sambungnya.
Menurutnya, forum internasional tersebut juga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Sebab perputaran ekonomi di tingkat daerah hingga pusat berputar.
“Jadi masyarakat sendiri juga harus ikut berperan dan berpartisipasi jika ada pagelaran besar internasional yang berlangsung di daerahnya. Pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan momen tersebut,” tuturnya.
Ia pun turut meminta kepala daerah untuk melihat peluang tersebut. Serta perlu diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Sehingga tamu yang datang bisa lebih nyaman saat mengunjungi sejumlah objek wisata.
“Tingkatkan infrastruktur dan fasilitas umum di kawasan tersebut, seperti aksesibilitas, transportasi, fasilitas kesehatan dan pelayanan-pelayan lainnya. Semua harus proper dan berstandar internasional,” kata Andreas.
Selain itu, Andreas turut mendukung upaya pemerintah menjadikan kawasan-kawasan wisata sebagai lokasi penyelenggaraan event internasional. Saat ini setidaknya ada sejumlah tempat wisata yang menjadi Kawasan Wisata Super Prioritas antara lain Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Candi Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Likupang di Sulawesi Utara.
“Dengan adanya kawasan tersebut, kami di DPR berharap masyarakat lokal akan mendapatkan manfaatnya. Termasuk dalam hal peningkatan keterampilan dan peluang kerja bagi masyarakat setempat,” ungkapnya.
Ia mengatakan DPR bakal selalu melakukan pengawasan dalam pengembangan infrastruktur di Kawasan Wisata Super Prioritas. Termasuk dalam hal akses transportasi, pengembangan hotel dan restoran serta fasilitas publik yang memperkuat daya saing dan daya tarik wisata tersebut.
“Hal ini diharapkan dapat memperkuat sektor pariwisata di Indonesia dan meningkatkan daya tarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, serta dapat memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat di kawasan tersebut,” tutup Andreas.