BUTON – Kabupaten Buton diharapkan menjadi daerah industri penghasil aspal bukan sebagai industri tambang yang tidak memiliki nilai tambah dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Sultra usai meninjau pabrik aspal di PT Wika Bitumen, Pasarwajo, Kabupaten Buton pada akhir September 2022 lalu.
Menurut Presiden potensi kekayaan aspal di Buton teramat besar hingga mencapai 662 juta Ton, terbesar di dunia, yang bahkan merupakan 80 persen cadangan aspal alam dunia.
Meski pun demikian, pemanfaatannya masih rendah. Selama seabad, sejak deposit aspal itu ditemukan di awal 1920-an, penggunaannya sebagai aspal olahan belum sampai 5 juta ton. Produksi terbesar terjadi pada 1987-an, yakni 350 ribu ton per tahun, dan 1993-1994 sebesar 200 ribu ton. Setelah itu drop.
Padahal di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, kebutuhan aspal nasional bisa mencapai 4 sampai 5 juta ton per tahun. Ada kebutuhan menambah jalan raya baru, selain merawat 398 ribu km jalan negara yang ada. Cadangan aspal Buton yang 662 juta ton itu setara dengan 340 juta ton aspal olahan.
“Ini ada sebuah potensi besar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu aspal, tambang aspal, di Kabupaten Buton. Yang problem adalah kita ini malah impor sampai kurang lebih 5 juta ton per tahun. Di sini produksi malah tidak dijalankan, ini juga impor terus,” ucap Presiden Jokowi dalam keterangan persnya.
Presiden pun menginstruksikan jajarannya untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan segera melakukan hilirisasi produk tambang aspal.
“Kami harapkan ada industrial down streaming di sini, ada hilirisasi di sini. Pabrik-pabrik industri semuanya berjalan, tidak hanya mengambil raw materialnya saja sehingga tidak ada nilai tambah. Enggak. Stop,” tutur Jokowi.
Presiden pun meminta jajarannya agar pengolahan aspal harus dikerjakan oleh Kabupaten Buton melalui berbagai skema kerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta.
“Kita putuskan dua tahun lagi tidak ada impor aspal. Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. BUMN silahkan, swasta silahkan, join dengan asing juga silahkan,” tegas Presiden.
Jokowi berharap agar potensi yang besar tersebut dapat segera dimanfaatkan dan direalisasikan sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dan Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal.
“Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini. Sehingga kita harapkan, Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang,” pungkasnya.
Di lain pihak, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra melalui Sekretaris DPMPTSP, Joni Fajar menyebut pihaknya mendukung penuh rencana Presiden Jokowi untuk mengembangkan industri Aspal Buton.
“Kemarin kita dari DPMPTSP Sultra sudah ada pertemuan dengan BKPM kemarin, intinya bagaimana kita memberi semacam regulasi agar supaya Aspal Buton ini bisa dipakai di banyak proyek pembangunan,” katanya.
Menurutnya, dengan adaya Peraturan Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penggunaan Aspal Buton untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan, maka penggunaan aspal tersebut dapat terlibat dalam dapat agenda strategis nasional.
Paling tidak di Sulawesi ini ada beberapa Proyek Strategis Nasional itu harus menggunakan Aspal Buton, karena mereka sudah melakukan uji di laboratorium dan hasilnya cukup siginifikan untuk digunakan. Kadar Bitumen-nya sudah memenuhi dan saya kita Kementerian PUPR dan BKPM sudah maksimal mendukung adanya tambang aspal di Sultra,” tutupnya.
Dilansir dari laman aspabi.id/products, ada 6 jenis Aspal Buton olahan, antara lain Aspal Buton B 5/20 adalah jenis tambang dari tambang Kabungka yang diproses dan digranulisasi menjadi butiran dengan spesifikasi tertentu. Aspal Buton jenis ini memiliki nilai penetrasi sekitar 5 dan kadar bitumen sekitar 20 persen, sehingga masih mengandung mineral lain.
Jenis kedua adalah, Aspal Buton B 50/30 merupakan aspal dari tambang Lawele yang diproses dan digranulisasi menjadi butiran dengan spesifikasi tertentu.
Ketiga adalah Aspal Buton Pracampur adalah jenis aspal yang diproses dan dicampur dengan Aspal Pen 60/70 di pabrik dengan spesifikasi tertentu, sehingga setara dengan Aspal Modifikasi. Tingkat kemurnian dari produk Aspal ButonPracampur di atas 90 persen, sehingga masih mengandung mineral halus maksimal 10 persen.
Keempat, Aspal Buton Kadar Bitumen Tinggi adalah jenis aspal yang dimurnikan sebagian, sehingga menghasilkan Aspal Buton Semi Ekstraksi dengan spesifikasi tertentu. Aspal Buton olahan jenis ini digunakan sebagai additive untuk meningkatkan mutu campuran beraspal.
Kelima, Aspal Buton Murni adalah jenis aspal dari tambang Lawele yang dimurnikan sepenuhnya, menghasilkan aspal murni yang setara dengan Aspal Pen 60/70 atau Aspal pen 40/50. Asbuton jenis ini tidak mengandung mineral lain, digunakan untuk berbagai pekerjaan konstruksi beraspal secara langsung persis seperti menggunakan Aspal Pen 60/70 biasa.
Keenam, CPHMA atau Cold Paving Hot Mix Asbuton adalah campuran dingin (Cold Mix) yang dapat secara langsung dihamparkan di jalan. CPHMA diproses panas dengan menggunakan Asbuton B 50/30 dan Modifier dan dapat langsung digunakan atau dikemas dalam kemasan karung.
CPHMA dapat digunakan pada suhu ruang, tidak dibatasi suhu minimal, dan dapat disimpan hingga 6 bulan dalam kemasan karung.
Praktis dan aman digunakan. Aspal Buton ini sangat tepat digunakan untuk tambal lubang (patching) atau membangun jalan di lokasi yang jauh dari AMP. CPHMA dapat mensubstitusi aspal minyak 100 persen, serta mudah didapatkan karena sudah diproduksi secara pabrikan di Sultra, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.