Stok Beras di Sultra Aman Jelang Ramadan

oleh
Beras Bulog, foto : istimewa

KENDARI – Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi, stok beras di Sulawesi Tenggara (Sultra) dipastikan aman.

Hal itu seperti yang disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto saat rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra, pada Jumat (16/2/2024) lalu.

Pasalnya, Pemprov Sultra terus mengambil langkah – langkah untuk mengecek kebutuhan dan ketersediaan beras di Bumi Anoa ini.

Andap menjelaskan, kebutuhan beras di Sultra per bulannya berkisar 26.627 ton, sedangkan ketersediaan beras hingga Februari 2024 sebesar 29.121 ton. Produksi beras Sultra juga dapat dikatakan stabil, pada bulan Februari sebanyak 8.242 ton, prognosa (perkiraan) bulan Maret 18.000 ton, Bulan April sebanyak 42.523 ton dan Mei 2024 sebanyak 50.914 ton.

“Berdasarkan data, kebutuhan beras di Sultra menjelang Ramadan Insya Allah aman. Saya sudah berkomunikasi dengan Kepala Perum Bulog Sultra bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini relatif aman pada angka 27.088 ton,” ungkap Pj Gubernur dikutip dari sultraprov.go.id.

Selain itu, Andap juga menginstruksikan Bupati dan Walikota agar mengontrol peredaran produksi beras agar tidak keluar dari Sultra. Kemudian, Pemerintah Daerah (Pemda) juga akan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak pada 17 kabupaten/kota.

Pj Gubernur mengaku akan intens koordinasi dengan Perum Bulog agar segera memenuhi kebutuhan beras pada industri pertambangan yang ada di Sultra sehingga tidak mempengaruhi harga di pasaran.

Sementara itu, informasi dari TPID Provinsi Sultra mengatakan bahwa stok GKP (Gabah Kering Pangan) yang diproduksi di Sultra banyak dibeli oleh RMU (Rice Milling Unit) kapasitas besar di luar Sulawesi Tenggara.

“Dalam jangka menengah dan panjang, kami akan berupaya untuk membangun RMU dengan kapasitas besar di Kabupaten di Sultra yang merupakan sentra produksi padi. Kami juga akan perkuat permodalan pemilik RMU skala kecil agar dapat naik kelas jadi RMU skala menengah dan besar sehingga dapat menyerap hasil panen petani lokal di Sultra,” tutup Andap.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *