KENDARI – KNPI Sulawesi Tenggara (Sultra) siap menggerakkan ribuan kelompok pemuda untuk pembuatan minyak goreng secara tradisional untuk menghadapi Ramadan 2022 para pemuda yang tergabung dalam organisasi
Ketua Umum DPD KNPI Provinsi Sultra, Alvin Akawijaya Putra di Kendari, Kamis mengatakan, gerakan massal tersebut dilakukan melalui koordinasi Gubernur Sultra, dengan melibatkan salah satu instansi teknis, diantaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra.
Terlebih program minyak kelapa tersebut merupakan turunan dari program economic recovery on provincial and regency level, yang merupakan inspirasi dari Event G20 Global economic recovery yang akan diadakan di Bali pada Oktober nanti.
Alvin menerangkan, setelah menginisiasi gerakan tersebut pada sejumlah kelompok masyarakat di Kota Kendari, maka akan diperluas lagi dengan melibatkan ribuan kelompok pemuda untuk bersama-sama menggalakkan gerakan pembuatan minyak goreng tradisional secara sentak dan massal pada 17 kabupaten kota di Sultra.
“Untuk Kota Kendari akan dilakukan di SMKN 1 Kendari dengan menghadirkan sekitar 400 kelompok pemuda. Gerakan massal dan serentak ini akan dilakukan Hari Sabtu Tanggal 2 April 2022. Semoga gerakan ini bisa memberikan semangat dan solusi alternatif terhadap isu minyak goreng yang tengah dihadapi masyarakat kita, terlebih momennya bertepatan dengan menyambut bulan suci ramadhan Tahun 2022,” ujarnya dilansir dari ANTARA.
Dalam gerakan tersebut, lanjut dia melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra karena diharapkan gerakan pembuatan minyak goreng secara tradisional tidak hilang dan terus-menerus bergenerasi, sehingga kearifan lokal Provinsi Sultra yang merupakan salah satu warisan budaya orang-orang terdahulu, tetap terjaga dan dikenal oleh generasi selanjutnya.
“Dalam penggerakan ribuan kelompok para pemuda ini, selain organisasi kepemudaan KNPI maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra juga dinilai tepat untuk bersama-sama menjaga kearifan lokal ini. Tentu kami berharap agar gerakan ini bisa dilakukan oleh setiap rumah tangga, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kelangkaan minyak goreng maupun harganya yang mengalami kenaikan cukup tinggi, tidak memberikan pengaruh bagi masyarakat Sultra, sebab Sultra memiliki potensi ketersediaan kelapa dalam yang cukup,” katanya
Dia pun berharap, melalui fenomena nasional tersebut pemerintah daerah ke depan dapat meningkatkan pengelolaan kelapa dalam, dan para pemuda asal Sultra pun bisa menginisiasi pembuatan minyak goreng lokal asal Sultra yang lebih berkualitas, tentunya melalui bantuan dan pendampingan pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Asrun Lio, PhD mengatakan, pihaknya menyambut baik dan mendukung gerakan tersebut, karena dinilai sangat positif untuk mengarahkan mindset para pelajar tingkat SMA/SMK se Sultra untuk bersama-sama menjadi duta minyak goreng lokal, minimal di lingkungan keluarganya masing-masing.
“Ide ini sangat brilian dan positif dari KNPI Sultra untuk bagaimana memasukkan pembuatan minyak goreng lokal ini ke dalam kegiatan praktik siswa SMA maupun SMK yang ada di Sultra. Selain bidang pendidikan, gerakan ini juga masuk dalam bidang kebudayaan sehingga cukup relevan,” ucapnya.
Asrun meyakini, setelah gerakan massal tersebut para siswa akan mendapatkan pengalaman nyata dalam pembuatan minyak goreng lokal, serta telah menjadi bagian dari aksi nyata dalam menjawab isu tentang minyak goreng di Sultra.
“Bayangkan saja, jika ribuan kelompok pemuda pelajar yang ikut dalam gerakan massal pembuatan minyak goreng tradisional tersebut kembali mengaktualisasikan di rumah ataupun lingkungan tempat tinggalnya, maka sedikitnya bisa memberikan dampak positif. Untuk itu, mari kita bersama-sama menjawab isu-isu negatif dari minyak goreng ini,” pesannya.