JAKARTA – Bisnis peer to peer lending cukup menjanjikan di tengah kondisi perekonomian yang mulai bangkit setelah sempat terpuruk akibat pandemi. Perusahaan financial technologi PT Fintek Digital Indonesia (Kredito) membidik penyaluran pinjaman sebesar Rp3,3 triliun pada 2022 ini.
Target tersebut meningkat 126 persen jika dibandingkan dengan akumulasi penyaluran kredit pada 2021 lalu yang sebesar Rp1,46 triliun.
Direktur Kredito, Daniel Soelistyo, menjelaskan targetkan penyaluran pinjaman Rp 3,3 triliun sepanjang 2022 karena mempertimbangkan sejumlah faktor. Menurutnya, Kredito sudah mendapatkan izin dari OJK pada tahun lalu sehingga membuka peluang yang signifikan untuk berkolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan. Kini, Kredito telah menjalin kerja sama dengan Bank Neo Commerce dan Bank Jago untuk loan channeling.
“Status izin dari OJK telah memudahkan Kredito dalam melakukan ekspansi bisnis,” kata Daniel saat dihubungi Kamis (17/3).
Masih tingginya masyarakat Indonesia yang belum tersentuh layanan institusi keuangan atau unbankable. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, sekitar 91 juta orang bersatus unbankable. Menurut Daniel, dengan kehadiran Kredito yang telah menjalin kerja sama dengan Bank Neo Commerce dan Bank Jago, akan semakin memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan pembiayaan.
“Kredito mempunyai komitmen untuk memberikan akses layanan keuangan berbasis teknologi yang, cepat, mudah, dan aman bagi para pengguna serta masyarakat. Dengan didukung akses terhadap sumber pendanaan berkualitas, Kredito menghadirkan solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan dari institusi keuangan,” ucap Daniel.
Selama Januari 2022, Kredito sudah melakukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp215 miliar dengan Tingkat Keberhasilan Pembayaran 90 Hari (TKB90) terjaga di level 96 persen. Dari sisi nasabah, jumlah peminjam di kredito telah mencapai 360.458 borrower, di mana 141.318 orang merupakan peminjam aktif.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penyaluran peminjaman industri fintech lending sebesar Rp13,78 triliun sepanjang Januari 2022 atau meningkat 1,6 persen secara month on month dari Desember 2021 yang mencatatkan Rp13,56 triliun, dengan Tingkat Pengembalian dalam 90 Hari (TKB90) 97,48 persen. Dari penyaluran Rp 13,78 triliun, sekitar Rp8,43 triliun atau 61,21 persen didistribusikan ke sektor produktif.