Sekda Kendari Buka Kegiatan Sekolah Lapang Iklim

oleh
Foto bersama usai pembukaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Aula Samaturu Balai Kota Kendari, Sabtu (5/8/2023)/Ist.

KENDARI – Kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) resmi dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Ridwansyah Taridal di Aula Samaturu Balai Kota Kendari, Sabtu (5/8/2023).

SLI sendiri merupakan kegiatan literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka adaptasi perubahan iklim yang dilakukan BMKG dengan kolaborasi bersama Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Ridwansyah mengatakan pembelajaran melalui SLI adalah upaya peningkatan kapasitas pelaku pertanian, dalam hal ini para penyuluh pertanian dan petani yang diharapkan dapat menyiapkan langkah antisipasi dampak negatif perubahan iklim.

Dirinya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan produksi hasil pertanian, mengoptimalkan potensi yang menguntungkan serta mengurangi dampak merugikan dari kondisi cuaca dan iklim ekstrim yang terjadi.

“Sekolah lapang iklim ini, tidak saja meningkatkan pemahaman tentang iklim, namun peningkatan produksi pertanian menuju swasembada pangan di Kota Kendari,” kata Sekda Kendari dikutip dari laman kendarikota.go.id.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan kegiatan SLI ini untuk menjembatani informasi iklim dari BMKG.

“Ini merupakan program kegiatan yang sudah cukup lama kami laksanakan. Kami menyadari bahwa program seperti ini tidak boleh berhenti, Kenapa karena kami memahami bahwa secanggih apapun informasi kami, selengkap apapun peralatan-peralatan kalau informasi yang kami berikan tidak sampai dan tidak digunakan itu tidak akan maksimal,” jelas Fachri.

Untuk itu, BMKG sebagai penyedia informasi memberikan informasi iklim dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh petani sebagai end user. Sehingga penggunan jasa dalam sekolah lapang ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai cuaca dan iklim.

Selain itu, Sekolah Lapang Iklim ini juga guna mempererat kerjasama antara BMKG dan stakeholder pertanian.

“Kalau informasi kami tidak mudah dipahami oleh penggunana jasa termasuk di sektor pertanian maka tidak akan efektif, kita semua berharap alur informasi dari ujung ke ujung ini bisa tuntas dan bisa termanfaatkan,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *