IZI Sultra dan Telkomsel Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Dua Desa di Konawe

oleh
Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) Wilayah Sulawesi bekerjasama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor Perwakilan Sultra menyalurkan bantuan sembako untuk warga dua desa di Amonggedo, Konawe, Minggu (28/5/2023)./Ist.

KONAWE – Warga Desa Anahinunu dan Lalonona, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat bantuan paket sembako pada Minggu (28/5/2023).

Bantuan dengan Program Proteksi Keluarga Mustahil (PKM) tersebut berasal dari Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) Wilayah Sulawesi bekerjasama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor Perwakilan Sultra.

“Dalam penyaluran program ini, IZI Sultra tak hanya melakukan penyaluran paket sembako, tetapi juga memberikan edukasi keislaman kepada masyarakat dan penerima manfaat yang disampaikan langsung oleh tokoh agama di wilayah tersebut,” terang Arsyil selaku pihak IZI Sultra dalam keterangan tertulis pada Senin (29/5/2023).

Salah seorang penerima manfaat bernama Inaq Temah (66 tahun) menyampaikan apresiasi kepada MTT Telkomsel dan IZI Sultra yang telah menyalurkan paket sembako.

“Terima Kasih Kepada MTT dan IZI yang sudah membagikan paket sembako, semoga berkah dan dilancarkan segala urusannya,” kata Inaq dalam keterangan yang disampaikan pihak IZI Sultra.

Eko Sudarsono, tokoh agama di wilayah tersebut yang turun mendamping juga menyampaikan terima kasih kepada MTT yang bersinergi dengan IZI Sultra dalam Program Proteksi Keluarga Mustahik yang disalurkan di Kabupaten Konawe.

“Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) yang bersinergi dengan IZI Sultra dalam Program Proteksi Keluarga Mustahik yang disalurkan dalam bentuk paket sembako kepada masyarakat di Desa Anahinunu dan Desa Lalonona, Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe,” katanya.

“Semoga menjadi manfaat untuk MTT, IZI dan para penerima manfaat,” imbuh Arsyil.

IZI Sultra memilih tempat tersebut untuk penyaluran paket sembako dikarenakan mata pencaharian masyarakat yang terpuruk setelah 3 tahun.

“Selama waktu tersebut, lahan pertanian warga di dua desa tidak dapat diolah sehingga tidak dapat membuahkan hasil sedikitpun,” tutup Arsyil.

**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *