RNA: Pemerintah Harus Tarik Minat Generasi Milenial Geluti Usaha Pertanian

oleh
Radhan Al Gindo Nur Alam dalam kegiatan Pesta Rakyat Konsel Kampung Kita di Desa Lakomea, Kecamatan Landono, Konawe Selatan/Ist.

KENDARI – Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang luar biasa, seperti wilayah pesisir yang membentang hingga potensi perikanan, kehutanan, pertambangan, pariwisata dan juga pertanian yang sangat melimpah.

Hal tersebut dipaparkan oleh Muh. Radhan Al Gindo Nur Alam pada acara siraturahmi di kediamannya di Wua-wua, Kendari, Jumat (28/4/2023).

“Pertanian dalam arti luas berpotensi dikembangkan di Konawe Selatan. Kita memiliki lahan yang sangat luas dan hingga saat ini banyak dari lahan tersebut masih berstatus lahan tidur atau belum digarap” kata Radhan .

Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan sektor pertanian belum maksimal di Konsel.

Pertama, masih kuatnya stigma bahwa usaha pertanian adalah sektor usaha yang tidak menjanjikan dan cenderung sekedar memenuhi kebutuhan hidup petani saja atau dikenal dengan istilah pertanian subsistem.

“Stigma pertanian subsistem inilah yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat khususnya generasi muda atau generasi milenial untuk menggeluti usaha pertanian. Semacam ada kesan gengsi bagi sebagian generasi milenial untuk menggeluti usaha pertanian ini,” papar putra Mantan Gubernur Sultra Nur Alam ini.

Penyebab lainnya adalah banyaknya lahan-lahan potensial yang justru beralih fungsi untuk kebutuhan sektor lain.

“Hal ini terjadi karena lahan tersebut tidak dikelola dengan baik dan seringkali menjadi alternatif solusi atas kemendesakan kebutuhan hidup masyarakat,” lanjut Radan yang dikenal dengan akronim RNA ini.

RNA menyebut pemerintah harus hadir untuk membangkitkan hasrat dan minat masyarakat khsusnya generasi milenial agar mau menjalankan usaha pertanian.

Dibutuhkan kepeloporan sebagai contoh kepada mereka untuk meyakinkan bahwa usaha tani adalah bisnis yang menjanjikan dan bergengsi.

“Selain itu, dengan mengolah lahan, mereka telah menjalankan sebuah mekanisme untuk mempertahankan aset lahan yang mereka miliki. Perlu diingat bahwa, lahan tidak pernah bertambah apalagi lahan pertanian, maka idealnya adalah harus dikelola dengan baik, dan Pemerintah harus hadir menjadi solusi untuk memfasilitasi keterbatasan-keterbatasan yang ada di lapangan” pungkasnya. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *