DPMPTSP Sultra Optimis Capai Target Realisasi Investasi 2023

oleh
Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra).

KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) optimistis mampu mencapai target realisasi investasi sebesar Rp20,18 triliun pada 2023.

Target yang ingin dicapai lebih rendah dari tahun lalu dengan total target Rp 34,73 triliun.

“Target investasi tahun ini memang agak turun. Hal ini dilihat, berdasarkan evaluasi capaian realisasi investasi Sultra di Semester II tahun 2022 yang hanya mencapai 36 persen,” kata Parinringi belum lama ini seperti dikutip dari Kendari Pos.

Lanjutnya, target penyelesaian investasi pada 2023 dibagi menjadi dua indikator.

Pertama, jika Presiden RI atau secara nasional menetapkan target nasional sebesar Rp1.300 triliun, maka target Sultra sebesar Rp20,18 triliun.

Kedua, jika target nasional ditetapkan sebesar Rp1.400 triliun, maka Sultra sebesar Rp21,73 triliun.

Provinsi Sultra berada dalam target nasional posisi pertama sesuai target pemerintah pusat.

“Secara total, untuk wilayah Sulawesi, targetnya sebesar Rp400 triliun lebih. Karena target Sultra pada tahun 2022 tidak tercapai, maka kuotanya dialihkan ke daerah lainnya,” tambahnya.

Pj Bupati Kolaka Utara ini menyebut, target investasi nasional maupun daerah ini dapat dicapai jika stabilitas ekonomi hingga politik luar dan dalam negeri kondusif.

Dengan target realisasi investasi pada tahun 2023, DPMPTSP Sultra optimis target tersebut dapat tercapai melalui berbagai upaya dan dukungan yang berkesinambungan.

Investasi di daerah memang menjadi salah satu poros utama upaya yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di daerah ini.

Kepala DPMPTSP Sulawesi Tenggara, Parinringi/Ist

“Kami berharap, investasi 2023 bisa lebih baik. Sehingga, dapat memenuhi target yang diberikan pemerintah pusat,” tandasnya.

Dalam upaya memfasilitasi penanaman modal, DPMPTSP terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya agar proses perizinan dan penanaman modal dapat diselesaikan secara sederhana dan efisien.

Selain itu, pemerintah daerah juga terus melakukan berbagai program pembangunan infrastruktur untuk mempermudah aksesibilitas dan konektivitas di wilayah ini.

Sementara itu, Sekretaris DPMPTSP yang juga menjabat Plh Kepala DPMPTSP Sultra, Jony Fajar meminta seluruh kabupaten/kota memaksimalkan realisasi investasi tahun 2023.

Sebab, ini ada hubungannya dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan pemerintah pusat.

“Realisasi investasi sangat turun. November 2022 lalu, realisasi investasi Sultra masih 32 persen. Sementara target hingga Desember 2022, harus bisa mencapai 50 persen +1. Pada saat itu, kami diingatkan, kalau tidak capai target, maka kadis dan kepala bidang akan dievaluasi. Alhamdulillah, Januari 2023, kita sudah bisa mencapai 52 persen,” ujar Jony.

Dia menjelaskan, realisasi investasi tahun 2022 se-Sultra, yang mencapai 52 persen itu, belum memenuhi angka yang ditargetkan. Sehingga, ini akan menjadi bahan evaluasi ke depannya.

“Sebenarnya, target realisasi investasi tahun 2022 sebesar 58 persen. Hanya yang tercapai 52 persen,” ujarnya.

Ke depan, lanjut Jony, realisasi investasi lingkup kabupaten/ kota harus lebih optimal. Agar target dapat tercapai maksimal, perlu disusun rencana kerja peningkatan realiasi investasi Sultra.

Adapun langkah dimaksud, kata dia, pertama, memberikan kepastian hukum kepada investor atau masyarakat yang mengajukan perizinan.

Kedua, intens melakukan promosi dan memantau pemenuhan komitmen, dan ketiga, mengendalikan pelaksanan investasi.

“Kami sudah sampaikan kepada seluruh PTSP kabupaten/ kota, memang laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) realisasi investasi itu, berada di bidang pengendalian. Jadi, ini tupoksinya bidang pengendalian dan menjadi indikator kinerja secara keseluruhan, pencapaian realisasi investasi ke depan,” terangnya.

Sekretaris DPMPTSP Sultra, Joni Fajar/dok. Bisnissultra.com.

Olehnya itu, lanjut Jony, para Kepala DPMPTSP lingkup kabupaten/kota, harus bisa mengintervensi bidang-bidangnya. Utamanya bidang pengendalian, agar meningkatkan realiasi investasi. Dirinya optimis, tahun 2023 ini, realiasi investasi Sultra bisa mencapai target.

“Tetap jaga komitmen, koordinasi dan kolaborasi pada pihak DPM PTSP di kabupaten dan kota se-Sultra. Kami akan terus mengupayakan untuk mengawasi para pelaku usaha,” beber Joni.

Menurutnya, berdasarkan data realisasi investasi kabupaten dan kota se-Sultra tahun 2022, Kabupaten Konawe masih menjadi penyumbang terbesar yakni sebanyak Rp11 triliun.

Disusul Bombana Rp3,1 triliun dan Kolaka Rp2,1 trilun. Kemudian Kota Kendari sebesar Rp1,4 triliun dan Konawe Utara sebesar Rp1,1 triliun.

Tingginya realisasi tiap daerah tersebut tidak lepas dari proyek yang dikerjakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) dibantu dengan tenaga kerja ataupun sumber daya manusia (SDM) dari perusahaan tersebut.

Secara rinci, jumlah perusahaan PMA pada 2022 sebanyak 72 perusahaan dan proyeknya sebanyak 230 proyek. Namun, pada 2022 lebih didominasi PMDN yaitu sebanyak 402 perusahaan dan proyeknya sebanyak 1533 proyek.

Total tenaga kerjanya yang diserap sebanyak 14.351 orang, terdiri dari 793 tenaga kerja asing dan lokal mendominasi yaitu sebanyak 13.558 orang.

Sedangkan data realisasi investasi berdasarkan negara, Hongkong menjadi masih menjadi negara prioritas yakni sebesar Rp8,6 triliun sepanjang tahun 2022.
Investasi

Sementara itu, untuk kategori perusahaan, PT Obsidian Stainless Steel (OSS) masih menjadi perusahaan dengan investasi terbesar PMA di Sultra dan menjadi prioritas DPM PTSP Sultra dalam realisasi investasi 2023.

2023 ini, ada sekitar Rp6,6 triliun investasi PMA yang masuk di Sultra. Paling tinggi sebagai industri yang bergerak di bidang produksi baja stainless yang dilapisi oleh obsidian. ***/Adv

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *