KENDARI – Sektor pangan merupakan sektor yang menjadi prioritas di Indonesia dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan pangan dan energi di Indonesia. Salah satu sub-sektor pangan yaitu peternakan.
Produk peternakan merupakan sumber protein hewani. Permintaan pangan asal ternak terus meningkat. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan produk peternakan relatif cukup tinggi, sementara itu pemenuhan kebutuhan akan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan daging sapi.
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi peternakan yang cukup besar adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dengan lahan yang luas, jumlah penduduk yang besar, serta kondisi iklim yang mendukung Sultra mampu menghasilkan produk peternakan yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi.
Beberapa komoditas peternakan yang menjadi andalan di Sultra antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, kuda, dan bebek. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi calon peternak dan pengusaha peternakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik, produksi daging dari hewan ternak di Sultra tahun 2021 menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi daging tersebut, termasuk produksi kenaikan untuk daging sapi perah, yaitu dari 3.720.990 kg menjadi 3.787.504 kg. Untuk sapi potong jumlanya juga meningkat dari 361.568 ekor menjadi 390.903 ekor di tahun 2021. Peningkatan populasi juga terjadi untuk kerbau dan kuda.
Sementara untuk populasi kambing di tahun 2021 juga meningkat dari 195.128 ekor menjadi 203.786 ekor, untuk Babi di tahun 2020 lalu jumlahnya hanya 98.108 ekor meningkat menjadi 106.427 ekor di tahun berikutnya.
Pada komoditas unggas, jumlah ayam kampung di tahun 2020 mencapai 11.088.812 ekor, jumlah tersebut turun menjadi 10.700.564 ekor pada tahun 2021.
Dalam hal ini, investasi di sektor peternakan menjadi peluang yang menjanjikan bagi para investor.
Dengan dukungan infrastruktur yang terus meningkat, serta program pemerintah yang mendukung pengembangan sektor peternakan, investasi di sektor ini diprediksi akan menghasilkan keuntungan yang besar.

Gubernur Sultra, Ali Mazi saat meresmikan program ketahanan pangan milik Korem 142/Halu Oleo beberapa waktu lalu menyatakan dukungannya terhadap pengembangan sektor peternakan.
Menurutnya pengembangan peternakan adalah bagian dari langkah antisipasi bersama terhadap ancaman krisis pangan global yang mungkin saja di tahun ini atau di masa yang akan datang.
“Dalam konteks pembangunan daerah Sulawesi Tenggara, pembangunan sektor peternakan sangat sejalan dengan visi pembangunan daerah di Sultra periode 2018-2023 yang salah satu komponennya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan mandiri dalam bidang pangan, utamanya dalam hal pemenuhan daging sapi melalui kegiatan pengembangan pertanian subsektor peternakan sapi,” ujar Ali Mazi.
Untuk itu melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra mendorong masifnya investasi di sektor peternakan, salah satu strateginya dengan menggandeng perusahaan atau bahkan pihak asing.
Salah satu potensi penjajakan kerjasama yang saat ini dilakukan Pemprov Sultra di bidang peternakan adalah dengan membangun industri pakan ternak.
Bahkan Distanak Sultra terah menjajaki kerjasama dengan salah satu perusahaan untuk mewujudkan rencana tersebut pada tahun ini.
“Dengan adanya penjajakan kerjasama yang dilakukan Pemprov Sultra atau dalam hal ini Distanak Sultra diharapkan mampu memberdayakan peternak rakyat agar bisa berkembang berskala ekonomi,” kata Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi.
Parinringi juga menyebut sektor peternakan turut menyumbang pertumbuhan ekonomi di Sultra, tercatat realisasi investasi sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan pada tahun 2023 mencapai Rp345,63 miliar.
“Sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan ini pada tahun 2022 berada pada urutan keenam nilai investasi terbesar,” kata Parinringi.
Sejauh ini kata dia, meski nilai investasi untuk sektor peternakan di Sultra masih relatif kecil. Meski belum bisa menyebutkan angka pastinya, namun Parinringi menyatakan Sultra memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sektor peternakan.
“Kami optimis upaya terus menumbuhkan investasi di sektro perkebunan dan peternakan ini akan kami lakukan, demi peningkatan daya dukung ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

Apalagi, kata dia Bumi Anoa, memiliki lahan tidur yang luas yang masih dapat dimanfaatkan menjadi lahan peternakan.
“Untuk investasi di sektor peternakan sebenarnya Sultra masih sangat baru. Karenanya kami masih melakukan pendampingan,” tambahnya.
Parinringi menjelaskan, untuk mengoptimalkan penanaman modal di sektor peternakan diperlukan keterlibatan akademisi dan generasi muda untuk mengeluarkan solusi kreatif atas permasalahan yang dihadapi pada sektor tersebut.
Dengan begitu, otomatis banyak orang yang akan tertarik untuk menanamkan modalnya di sektor peternakan.
Secara nasional BKPM mencatat, nilai investasi di sektor peternakan dari tahun ke tahun hanya meningkat sekitar 1 persen atau sekitar $1 miliar.
Sementara untuk demand atau permintaan konsumen terus mengalami peningkatan hingga 4 persen. Jadi rerata pertumbuhan investasi sektor peternakan di Indonesia hanya sekitar Rp100 miliar per tahun.
Pertumbuhan sektor peternakan ini juga dibutikan dengan data Karantina Pertanian Kota Kendari pada tahun 2022 yang mencatat setidaknya ada 110 sertifikasi baik hewan maupun tumbuhan yang diekspor keluar negeri. Capaian tersebut bahkan melampaui target sebanyak 140 persen di 2022.
“Pada lalu lintas domestik hewan tersertifikasi sebanyak 12.456 didominasi pada hewan DOC, produk hewan daging, dan telur ayam,” ujar Kepala Karantina Pertanian Kendari, Andi Faisal.
Bagi para investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor peternakan di Sultra, tentunya perlu memahami berbagai hal terkait kondisi pasar, ketersediaan sumber daya, serta regulasi yang berlaku.
Dalam hal ini, konsultasi dengan pihak yang berpengalaman dalam bidang ini dapat membantu para investor dalam memutuskan investasi yang tepat dan menguntungkan. ***/Adv