KENDARI – Masa kontrak pengelolaan Pasar Basah Mandonga oleh PT Kurnia Sulawesi Karyatama akan berakhir pada 10 Februari 2022 mendatang yang kemudian pengelolaannya akan dikembalikan kepada pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari.
Merespon hal itu, beberapa waktu lalu Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Kota Kendari melakukan melakukan pendataan kembali kepada para pedagang dan kios yang ada di pasar tradisonal tersebut.
Tidak hanya itu, Perumda Pasar juga bersih-bersih di lingkungan Pasar Basah Mandonga, Kamis (2/2/2023).
Pembersihan itu melibatkan karyawan dan karyawati Perumda Pasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Pemadam Kebakaran Kota Kendari, serta Kerukunan Pedagang Pasar Mandonga (KP2M).
Direktur Operasional Perumda Pasar Kota Kendari, Muhammad Sabri mengatakan bersih-bersih itu masih dilakukan dibeberapa titik diantaranya tempat para pedagang sayur atau lebih dikenal basement dan saluran air.
Dimana, pada bagian sudut basement itu terdapat tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dibersihkan.
Kemudian selama ini sering terjadi banjir di area basement yang disebabkan oleh adanya penyumbatan saluran air pada sisi kanan.
“Tadi kita sudah melibatkan pemadam untuk menyemprot yang tersumbat tadi itu. Alhamdulillah airnya sudah bisa mengalir,” jelasnya.
Kata dia, pembersihan itu akan terus dilakukan. Dipastikan sebelum berakhirnya masa kontrak pengelolaan PT Kurnia pada 10 Februari seluruh lingkungan pasar tersebut sudah dalam keadaan bersih.
Sabri juga menyebut jumlah sampah yang telah dikumpulkan hari ini diperkirakan bisa mencapai 5 sampai 7 truk.
Sementara itu, salah satu pedagang di pasar tersebut, Rosmini, menyebut langkah yang diambil oleh Perumda Pasar dalam melakukan pembersihan sangatlah tepat.
Bahkan, dia mengaku lebih setuju jika pengelolaan pasar itu diambil alih oleh Pemkot Kendari dalam hal ini Perumda Pasar.
Kata dia, jika pemerintah yang mengelola pasar tersebut maka setiap keputusan yang akan diambil kedepannya pasti memikirkan kesejahteraan para pedagang setempat.
“Karena pasti mereka tidak sewenang-wenang sama kita pedagang. Disini sewa meja naik terus kalau masih pengelolaan PT Kurnia. Langkah yang dilakukan pemerintah ini sudah tepat,” ujarnya.
Senada, Wayako, yang juga merupakan pedagang mengaku senang jika ke depan pengelolaan pasar dikembalikan kepada Pemkot Kendari.
Sebab menurutnya, selama berdagang kurang lebih 25 tahun banyak susah senang telah dirasakan olehnya.
Mulai dari kerusakan yang ada di pasar tersebut selalu dibebankan kepada pedagang maupun sewa lapak yang makin mahal.
Sehingga kini mereka ingin merasakan pengelolaan pasar yang dilakukan oleh pemerintah.
“Saya imbau kepada teman-teman kita ke pemerintah mi dulu supaya kita liat bagaimana perhatian pemerintah kepada pedagang,” pungkasnya. **