KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat angka penduduk miskin di Bumi Anoa dari tahun 2021 hinga 2022 terus bertambah alias mengalami peningkatan.
Menurut data BPS, persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 11,27 persen, naik 0,10 persen poin dari Maret 2022 tetapi turun 0,47 persen poin jika dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2021.
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Ahmad Luqman mengatakan tercatat dari September 2021 jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 8,52 ribu orang.
Kemudian, lanjut dia, pada September 2022 jumlah penduduk miskin itu tercatat sebanyak 314,74 orang atau bertambah 4,95 ribu orang dari tahun 2021.
“Angka kemiskinan di Sultra naik atau bertambah dari tahun sebelumnya,” ujar saat ditemui di kantor BPS Sultra, Senin (16/1/2023)..
Menurutnya, penyebab angka kemiskinan naik karena adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2022, sehingga terjadi kenaikan yang begitu cepat dan drastis.
“Ada penyesuaian harga BBM dan dampaknya ke harga-harga bahan pokok, sehingga kemiskinan terpengaruh,” ujarnya.
Ahmad juga menyebutkan, angka kemiskinan di Bumi Anoa kemungkinan akan bertambah jika pemerintah tidak ikut serta dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.
“Bahkan menurut kami yah kalau tidak ada Bansos malah lebih tinggi lagi, tapi dengan adanya Bansos paling tidak dapat menahan sehingga tidak terlalu tinggi kenaikannya,” tuturnya.
Di samping itu, dirinya memberikan saran kepada masyarakat lebih giat bertani apa lagi khususnya di masyarakat pedesaan sehingga angka kemiskinan menurun.
“Kami memberikan saran kepada masyarakat lebih giat lagi untuk bertani. Apalagi di perdesaan,” pungkasnya.