WAKATOBI – Wilayah Kepulauan Wakatobi tak dipungkiri menyimpan sejuta potensi unggulan, terutama di sektor pariwisata. Pemerintah daerahnya pun getol menggenjot lini sektor itu dari masa ke masa.
Kini, giliran perempuan Wakatobi yang ‘unjuk gigi’ mendorong inovasi sektor pariwisata yang bermuara pada peningkatan perekonomian daerah.
Salah satu nya langkah solutifnya adalah dengan mencanangkan inovasi dan pengembangan 60 Jenis prodak lokal Wakatobi meliputi aneka olahan rumput laut, hasil perikanan, aneka olahan kenari kacang, aneka olahan umbi-umbian, kain tenun, dan komoditas unggulan Wakatobi lainnya.
Mereka yang terlibat dalam program strategis ini adalah Ini PD Wanita Islam Wakatobi dan Wowine Wakatobi Kreatif (W2K).
Mereka membina 28 kelompok masyarakat mengkreasi branding produk lokal, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi di pasar lokal hingga global.
Ketua umum Pimpinan Daerah Wanita Islam kabupaten Wakatobi, Hj. Hasni Hamiruddin mengatakan, program UMKM tersebut akan dikembangkan di setiap desa.
ia berharap produk lokal tersebut bisa mengangkat ciri khas dan identitas Wakatobi sebagai sentra industri pariwisata kepada wisatawan domestik hingga mancanegara.
“UMKM ini merupakan salah satu programnya mendorong satu desa satu UMKM baru yang akan tumbuh dan mengangkat produk lokal baik itu tenun, kerajinan tangan, dan kuliner khas Wakatobi agar bisa bersaing dengan produk luar agar bisa menjadi ciri khas, dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi,” kata Hasni, Rabu (28/12/2022).
Saat ini kata Hasni, hambatan yang ditemui adalah produk lokal ini belum menyentuh lebih dalam ke pasar lokal dan global. Alasannya, kata dia, karena produk yang ada seperti olahan komoditas laut, tenun, dan sejenisnya, belum memiliki branding atau nilai yang menentukan kualitas produk itu sendiri.
“Selama ini kekurangan kita hanya di brand, kemasan, dan pemasaran. Padahal jika mau di bandingkan dengan produk Wakatobi dengan dari luar, produk kita jauh lebih unggul karena menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan” ungkap Hasni.
Untuk menyiasati hambatan itu, pihaknya telah membuat rumah kreatif yang nantinya menjadi sentra pemasaran hasil produksi UMKM lokal untuk mendapat branding, kemasan, digital marketing dan juga sertifikat halal.
Ia berharap program tersebut bisa meningkatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama para perempuan tangguh Wakatobi yang didominasi Ibu-ibu.
Ketua W2K, Hj. Wa Ode Musdalifah mengatakan, semua produk yang telah dipasarkan melalui rumah kreatif tersebut telah melalui tahap kurasi atau penilaian dan pengamatan, baik dari sisi cita rasa maupun kemasan produk-produknya.
“Baru tanggal 9 Desember 2022 kemarin kami buka, tapi omsetnya sudah di atas Rp 10 juta, padahal kami belum promosi secara besar-besaran, masi lokalan saja,” kata Wa Ode Musdalifah.
Komitmen pengembangan produk lokl ini juga direalisasikan dengan membangun komunikasi dengan beberapa restoran dan outlet di kota Kendari .
“Bahkan kami telah membuat akun di aplikasi jual beli resmi untuk memudahkan pemasaran ke luar daerah,”ujarnya.