KADIN Fokus Perkuat UMKM, Bantu Ekonomi di Tahun Baru

oleh
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid. ANTARA/HO-Kadin Indonesia.

JAKARTA – Dibandingkan dengan negara-negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas rata-rata. Selain bertumpu pada komoditas ekspor di beberapa sektor yang tidak terpengaruh, kekuatan ekonomi domestik menjadi taruhan di 2023.

Olehnya itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan Indonesia harus optimistis dalam menatap ekonomi di tahun baru.

“Tahun baru tinggal hitungan hari, sebaiknya kita fokus untuk memperkuat kekuatan ekonomi dalam negeri. Kita akan tetap bertumbuh, dan ini menjadi landasan yang baik untuk memperkuat sektor-sektor yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan,” kata Arsjad melalui keterangan resminya, Rabu (28/12/2022).

Menurutnya, Bank Indonesia memang telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,9 persen. Proyeksi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh sejumlah lembaga rating internasional.

Pemicunya tak lain karena kondisi ekonomi global tahun depan yang melambat.

Arsjad Rasjid menyebut untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, pihaknya akan melanjutkan inisiatif strategis dalam memperkuat UMKM.

Hal ini karena UMKM akan memainkan peranan yang penting pada perekonomian tahun depan. Karena kelesuan ekonomi global, rata-rata pelaku ekonomi menengah atas akan sangat terpengaruh. Namun, UMKM memiliki daya tahan yang dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun depan.

“Kami akan fokus pada penguatan UMKM dengan melanjutkan inisiatif yang sudah KADIN hadirkan, di antaranya terkait Kemitraan inclusive closed-loop, Wiki Wirausaha, KADIN Hub, dan sejumlah inisiatif lainnya,” ujar Arsjad.

Pemerintah memang tidak tinggal diam. Tahun depan, pemerintah bakal mengucurkan bantuan senilai Rp45,8 triliun di tahun depan untuk mendukung UMKM menghadapi berbagai gejolak di tahun depan.

Bantuan tersebut untuk pembangunan 8 sentra IKM dan 13 Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM, termasuk untuk revitalisasi 60 sentra IKM, serta penyaluran dana Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sentra IKM (PK2SIKM) di 68 daerah dan dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (PK2UMK) bagi 46,9 ribu peserta.

Penyaluran KUR diharapkan akan membantu UMKM bertumbuh. Pemerintah telah menyalurkan total KUR senilai Rp1300 triliun kepada UMKM. Tahun baru nanti, akan ada tambahan kucuran dana lagi sebesar Rp460 triliun.

Arsjad menambahkan dengan berbagai bantuan yang akan diterima UMKM, KADIN akan mengisi kekosongan dengan melakukan pendampingan agar bantuan dan kemudahan yang diterima UMKM tidak menjadi mubazir.

Hal ini dilakukan melalui pendampingan melekat, yang mendorong kolaborasi multipihak dalam membantu pelaku UMKM bertumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Arsjad mengatakan UMKM menjadi pilar terpenting dalam struktur perekonomian Indonesia. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.

UMKM juga mampu menyerap dan memberikan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja yang ada atau sekitar 117 juta pekerja yang mayoritas merupakan kaum perempuan, mencapai 64,5 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa UMKM ini sangat penting dalam menopang ekonomi rumah tangga mayoritas rakyat Indonesia.

Terlebih, banyak masyarakat yang bepergian pada momen tahun baru ini. Hal ini merupakan sebuah peluang bagi UMKM untuk memperluas dalam memasarkan produknya serta menggairahkan bisnisnya. Dengan asumsi jumlah masyarakat yang bepergian sekitar 44,7 juta atau setara dengan 11.925.000 keluarga, Arsjad mengatakan jika perputaran uang selama libur tahun baru 2023 dapat mencapai Rp. 23,85 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *