KENDARI – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat realisasi investasi triwulan III tahun 2022 mencapai Rp3,924 triliun.
Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi menjelaskan sumber realisasi investasi tersebut terbagi menjadi dua yakni Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak Rp1,833 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp2,090 triliun.
“Rinciannya jumlah perusahaan PMA terdiri dari 62 perusahaan dengan jumlah proyek 70, sementara PMDN terdiri dari 224 perusahaan dengan 254 proyek,” ujar Parinringi.
Untuk penyerapan tenaga kerja dalam proyek-proyek tersebut, Parinringi merinci total ada 3.010 tenaga kerja terbagi menjadi 48 orang tenaga kerja asing dan 2.962 orang tenaga kerja Indonesia.
Dari sisi realisasi investasi berdasarkan kabupaten/kota, DPMPTSP Sultra mencatat Konawe menjadi yang tertinggi yakni sebesar Rp1,25 triliun, disusul Kolaka Rp1,11 triliun dan Konawe Utara Rp547,07 miliar.
“Kemudian ada Konawe Selatan Rp449, 35 milyar, Kota Kendari Rp294,41 milyar, Bombana Rp143.26 milyar, Kolaka Utara Rp70,23 milyar, Kota Baubau Rp15,98 milyar, Buton Rp14.51 milyar, Wakatobi Rp12,69 milyar, Konawe Kepulauan Rp8,80 Milyar, Muna Rp1,36 milyar, Buton Utara Rp231 juta, Muna Barat Rp195 juta, Buton Selatan Rp57 juta, Kolaka Timur Rp26 juta dan Buton Tengah kosong,” timpal Parinringi.
Dia menambahkan terdapat 12 negara yang tercatat melakukan penanaman modal di Bumi Anoa pada triwulan III.
“Indonesia Rp2,09 triliun, disusul Singapura Rp1,06 triliun, Amerika Rp673,01 milyar dan berturut-turut R.R. Tiongkok Rp631,01 milyar, Hongkong Rp65,83 milyar, Malaysia Rp32,75 milyar, Jepang Rp12.61 milyar, Belanda Rp10.07 milyar, Kanada Rp7,98 milyar, India Rp2,71 milyar, British Virgin Island Rp2,11 milyar serta Jerman Rp61 juta,” rincinya.
Pada triwulan III ini, kata Parinringi sektor logam dasar, barang logam masih mendominasi dengan nilai investasi mencapai Rp917,534 milyar.
Sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran menjadi penyumbang kedua terbesar dengan nilai investasi Rp55,901 milyar, disusul pertambangan Rp41,092 milyar, industri makanan Rp21,879 milyar, hotel dan restoran Rp12,630 milyar, kontruksi Rp3,58 milyar
Kemudian sektor industri jasa lainnya Rp863,61 juta, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp747,392 juta, perdagangan dan reparasi Rp612,74 juta serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan yang mencapai Rp61,70 juta.
Adapun 5 perusahaan dengan nilai investasi terbesar pada triwulan III ini dipuncaki oleh PT Ascendent Land Logistic dengan nilai investasi mencapai Rp693,769 milyar.
Di tempat kedua, PT Virtue Dragon Nickel Industry dengan investasi Rp410,626 milyar, lalu PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia Rp355,386 milyar, PT First Heavy Nickel Industry Rp122,599 milyar dan PT XL Axiata Tbk Rp32,650 milyar.
“Khusus top 5 investasi PMA di Sultra triwulan II tahun 2022 ditempati PT Acendentd Land Logistick Rp693,769 Milyar, PT Virtue Dragon Nickel Industry Rp410,626 milyar PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia Rp355,386 milyar, PT First Heavy Nickel Industry Rp122,599 milyar dan PT XL Axiata Tbk Rp32,650 milyar. Sementara top 5 investasi PMDN, pertama PT Ceria Metalindo Prima Rp665,187 milyar, PT Madinra Inti Sawit Rp346,500 milyar, PT Andi Nurhadi Mandiri Rp194,368 milyar, PT Tiran Indonesia Rp. 194,018 milyar serta PT Bukit Makmur Resources Rp117,851 milyar,” papar Parinringi.
DPMPTSP Sultra juga membagi top 5 investasi sektor utama PMA dan PMDN di Sultra pada triwulan III.
“Sektor Primer (PMA) ditempati PT Madani Sejahtera dengan nilai investasi Rp10,224 milyar, lalu PT Bakti Bumi Sulawesi Rp8,572 milyar PT Mega Tambang Indonesia Rp6,998 milyar, PT Mega Nikel Indonesia Rp5,270 milyar dan PT Mega Tambang Nikel Rp3,218 milyar,” tukasnya.
Pada Sektor Sekunder (PMA) nilai investasi dipimpin oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry sebesar Rp128,82 milyar, lalu PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia senilai Rp75,90 milyar, PT First Heavy Nickel Industry Rp71,85 milyar, PT Yatoo Mega Smelter Indonesia Rp26,27 milyar serta PT Yanagi Histalaraya Rp9,66 milyar.
“Untuk Sektor Tersier (PMA), PT Ascendent Land Logistic Rp693,76 milyar, PT XL Axiata Tbk Rp32,650 milyar, PT Virtue Dragon Nickel Industrial Park Rp20,196 milyar, PT Indonesia Pomalaa Industry Park Rp18,999 milyar dan PT Pelabuhan Muara Sampara Rp18,634 milyar,” urai Parinringi.
Sektor Primer (PMDN) ditempati PT Tiran Indonesia dengan nilai investasi Rp194,018 milyar, PT Riota Jaya Lestari Rp57,03 milyar, PT Manunggal Sarana Surya Pratama Rp44,179 milyar, PT Ifishdeco Rp21,33 milyar dan PT Cipta Agung Manis Rp9,593 milyar.
“Sementara Sektor Sekunder (PMDN) diisi oleh PT Ceria Metalindo Prima Rp665,187 Milyar, PT Madinra Inti Sawit Rp346,500 milyar, PT Andi Nurhadi Mandiri Rp194,368 milyar, PT Bukit Makmur Resources Rp117,85 milyar serta PT Kendari Bintang Lestari Rp222,247 milyar,” papar Parinringi.
Pada Sektor Tersier (PMDN) nilai investasi terbesar datang dari PT Margahayu Mega Utama Rp53,05 milyar, PT Swarna Dwipa Property Rp19,820 milyar, PT Kalingga Murda Pratama Rp17,338 milyar, PT Medika Loka Kendari Rp12,715 milyar serta PT Kendari Kawasan Industri Terpadu Rp12,302 milyar.
Untuk diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Kementerian Investasi memberikan target investasi pada 2022 ini untuk wilayah Sultra senilai Rp34,73 triliun.
Sepanjang tahun 2022 mulai Januari hingga September realisasi baru tercapai Rp14,56 triliun atau 41,94 persen, artinya pada Triwulan IV masih tersisa Rp20,2 triliun untuk mencapai target dari BKPM.
“Ini kita masih optimis di bulan Desember paling tidak kita sesuai target 100 persen,” tuntas Parinringi
Olehnya itu, pihaknya meminta semua pihak baik OPD maupun pelaku usaha untuk menyatukan sinergi dalam merealisasikan target tersebut.