CHICAGO – Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB, (27/8) setelah pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menunjukkan pengetatan agresif untuk mengendalikan inflasi tinggi.
Ambruknya harga emas hari ini menghentikan kenaikan tiga hari beruntun. Investasi safe heaven pun bertengger di bawah level psikologis USD 1.750 per ounce.
Mengutip dari Antara, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 21,60 atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada USD 1.749,80 dolar AS per ounce. Untuk minggu ini, kontrak emas Desember merosot USD 0,70 persen. Harga emas berjangka terangkat USD 9,90 atau 0,56 persen menjadi USD 1.771,40 pada Kamis (25/8), setelah terkerek 30 sen atau 0,02 persen menjadi USD 1.761,50 pada Rabu (24/8). Jerome Powell mengindikasikan bakal memerangi inflasi sampai pada tingkat yang baik.
Hal itu disampaikan Powell saat berbicara di Simposium Tahunan Bank Sentral Jackson Hole pada Jumat (26/8), Dia juga mengatakan bahwa mengurangi inflasi kemungkinan akan membutuhkan periode pertumbuhan di bawah tren yang berkelanjutan, menyebabkan rasa sakit bagi bisnis dan individu di masa depan.
Powell mengatakan para pembuat kebijakan di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memiliki “fokus menyeluruh” untuk membawa inflasi kembali ke target tahunan bank sentral 2,0 persen.
“Kami mengambil langkah tegas dan cepat untuk memoderasi permintaan agar lebih selaras dengan pasokan, dan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali. Kami akan terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai,” kata Powell. Pidato Powell mendorong USD menguat, dengan indeks yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,31 persen menjadi 108,8060 yang meredam daya tarik emas.
Data ekonomi yang dirilis pada Jumat (26/8) juga menekan emas.
Sebab, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, barometer lain yang digunakan Federal Reserve untuk target inflasinya, turun 0,1 persen pada Juli dari bulan sebelumnya, angka negatif pertama sejak dimulainya pandemi.
Di sisi lain, Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan naik menjadi 58,2 dalam survei Agustus 2022, dari 51,5 pada Juli.