Ekonom Prediksi Kenaikan Harga BBM Tak Diumumkan Pekan Ini

oleh
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. (Foto: dok. Istimewa)

JAKARTA – Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memprediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi, Pertalite dan solar pada pekan ini.

“Feeling saya berdasarkan hitungan dan komitmen Jokowi maka saya memprediksi pekan ini (harga Pertalite dan solar) tidak akan naik,” kata Fahmy dikutip dari JawaPos.com, Rabu (24/8).

Berdasarkan hitungan Fahmy, jika skenario yang dipilih pemerintah adalah menaikkan harga Pertalite dan solar serentak tanpa pembatasan, maka kenaikan harga dapat berkontribusi sekitar 2 persen pada inflasi.

“Kalau dinaikkan secara serentak (tanpa pembatasan), Pertalite itu memberikan kontribusi (pada inflasi) misalnya naik (jadi) Rp 10.000 itu memberikan kontribusi 1,2 persen. Ditambah dengan solar, kenaikan inflasinya bisa naik 2 persen,” ujarnya.

Padahal, kata Fahmi, inflasi makanan sudah mencapai 5,2 persen dan bukan tidak mungkin inflasi untuk tahun berjalan ini bisa mencapai 7,2 persen. “Dan itu tinggi sekali dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya yang hanya 3 persen, sehingga bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen,” kata dia.

Ia juga menyebut bahwa dengan inflasi sebesar 7,3 persen maka sudah pasti akan menggerogoti pertumbuhan ekonomi, menurunkan daya beli, dan menjadi tambahan beban bagi rakyat miskin karena harga kebutuhan pokok akan naik. Bahkan, kondisi tersebut akan membuat rakyat miskin yang tidak pernah mendapat subsidi karena tidak punya kendaraan bermotor pun harus menanggung akibatnya.

“Nah ini yang tidak dikehendaki oleh Jokowi karena dalam berbagai kesempatan beliau mengatakan bahwa opsi kebijakan BBM yang akan diambil tidak memberatkan rakyat miskin,” tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal harga BBM akan segera naik. Ia menyebut kenaikan harga BBM akan diumumkan Presiden Jokowi pekan ini.
Kenaikan harga Pertalite sudah bisa ditahan lagi sebab subsidi energi mencapai Rp 502 triliun.

“Nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian,” ujar Luhut dalam acara kuliah umum dan talk show visi maritim 2045 di Universitas Hasanuddin, Jumat (19/8).

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, saat ini harga BBM di Indonesia sangat murah bila dibandingkan dengan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Namun, Luhut mengatakan subsidi BBM yang selama ini dikeluarkan melalui APBN telah membebani keuangan negara.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan para menteri terkait akan merampungkan evaluasi rencana kenaikan harga BBM pekan ini. “Terkait evaluasi masih sedang dilakukan dalam satu dua hari ini. Minggu ini kami akan melaporkan kepada Bapak Presiden,” ujar Airlangga usai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Rabu (24/8).

Airlangga juga menyebut hasil evaluasi yang terdiri dari beberapa alternatif skenario kebijakan BBM subsidi nantinya akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *