Gubernur Sultra Minta Anggota TPID Kendalikan Inflasi Daerah

oleh
Gubernur Sultra, Ali Mazi. (Dok.JGS/Frans Patadungan)

KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi meminta semua pihak yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar mewujudkan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K) untuk mengendalikan inflasi daerah.

“Sebagai langkah mitigasi potensi risiko gejolak harga pangan di Sulawesi Tenggara, saya mengajak kita semua yang tergabung sebagai anggota TPID untuk bersama menunjukkan langkah nyata dalam pengendalian inflasi,” kata Gubernur di Kendari, Kamis dikutip dari ANTARA.

Gubernur Ali Mazi memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Aula Merah Putih Rumah Jabatan Gubernur Sultra.

Menurutnya, Sultra menghadapi tantangan yakni kenaikan inflasi selama beberapa bulan ke belakang, utamanya didorong oleh kenaikan harga administrasi komoditas harga jasa angkutan udara dan kenaikan harga komoditas pangan yang bergejolak, yakni cabai merah dan bawang merah.

Kenaikan harga tersebut menyebabkan inflasi pada bulan Juli 2022 sebesar 2,08 persen atau secara tahunan sebesar 5,98 persen.

“Hal ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama karena tingginya inflasi berdampak langsung pada masyarakat, mengingat mayoritas pengeluarannya digunakan untuk konsumsi,” jelas Ali Mazi.

Oleh karena itu, Gubernur minta agar terus memperkuat sinergi TPID terutama dalam mewujudkan 4K termasuk koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) melalui pertukaran data pasokan, kebutuhan, dan harga sebagai dasar kebijakan pengendalian dan mitigasi kejutan pasokan.

Selain itu, mendorong kerjasama antar daerah (KAD) pemenuhan pasokan komoditas hortikultura sebagai wujud kolaborasi dan sinergi antar pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan.

“Saat ini, sudah dilakukan beberapa KAD intradaerah, yakni Kota Kendari dan Kota Baubau komoditas ikan segar, serta Kota Kendari dan Kabupaten Muna komoditas sapi, yang terbukti mampu menstabilkan gejolak harga komoditas tersebut, sehingga ke depan diharapkan terjadi perluasan KAD lainnya di wilayah Sulawesi Tenggara,” ujar Ali Mazi.

Gubernur juga mendorong kegiatan pertanian perkotaan atau penanaman komoditas di pekarangan rumah serta pertanian digital terintegrasi, khususnya untuk komoditas cabai merah dan bawang merah karena terus-menerus menjadi penyumbang inflasi.

Selain itu pula, Gubernur meminta agar secara konsisten melaksanakan operasi pasar untuk memastikan keterjangkauan harga komoditas hortikultura di tengah risiko kenaikan harga yang lebih tinggi dalam rangka menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

Bahkan Ali Mazi meminta agar terbentuknya pasar digital untuk mempermudah pemantauan harga dan pasokan secara berkala, serta mereduksi ketimpangan harga komoditas antar daerah, dan pemanfaatan pasar tani untuk mempermudah produsen menjual langsung hasil produksinya kepada konsumen dan memotong rantai distribusi, sehingga dapat menjaga harga komoditas.

Gubernur mengutarakan harapannya kepada semua unsur TPID agar senantiasa berkomitmen untuk menggelorakan semangat sinergi dan kolaborasi dalam melaksanakan berbagai upaya pengendalian inflasi di daerah Sulawesi Tenggara.

“Pengendalian Inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi akan menjadi keniscayaan tanpa sinergi dan dukungan dari berbagai pihak,” tegas Ali Mazi.

Rapat tersebut dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra Doni Septadijaya, selaku Wakil Ketua TPID Sultra; Pj. Sekretaris Daerah Sultra Asrun Lio selaku Ketua Harian TPID Sultra; dan para anggota TPID di wilayah Sulawesi Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *