JAKARTA – Bumi harus diselamatkan dari penggunaan plastik. Pemakaian plastik konvensional selama ini dianggap berbahaya karena sulit terurai. Apalagi plastik itu digunakan sebagai polybag atau kantong tanaman.
Penggunaan kantong ramah lingkungan terus dikembangkan para pelaku industri. Pelaku industri berusaha menciptakan ecoplas alias plastik ramah lingkungan. Ecoplas ini dapat dimanfaatkan sebagai kantong tanaman, kantong belanja, dan lain sebagainya. Menariknya jika dimanfaatkan sebagai polybag, maka tanamannya tidak perlu lagi dibongkar dari polybag.
Pihak Greenhope mengklaim ecoplas dari bahan singkong sangat ramah terhadap bumi dan mudah terurai. CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengklaim ecoplas yang terbuat dari singkong sangat ramah dengan tanah. Bibit tanaman dapat ditanam langsung ke dalam tanah dengan kantong ecoplas, karena kantong tersebut mudah terurai secara alami.
“Ecoplas ini merupakan teknologi Biobased biodegradable yang terbuat dari cassava starch dan telah tersertifikasi nasional maupun internasional. Teknologi sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia,” terang Tommy Tjiptadjaja dalam keterangannya dikutip dari JawaPos.com, Rabu (17/8).
Lebih jauh dia mengatakan, produk ecoplas dengan teknologi bidoegradable itu dapat menjadi plastik konvensional. Ecoplas dapat digunakan kantong bibit, kantong sampah, kantong belanja, dan film plastik-plastik lain yang selama ini sulit didaur ulang.
Tommy menambahkan, resin berbasis pati singkong yang dihasilkan oleh perusahaannya merupakan bentuk kontribusi Greenhope dalam memberdayakan petani singkong yang selama ini sulit memperoleh harga jual yang stabil.
“Di Greenhope, kami mengikuti sertifikasi Fair for Life dari Bio-Foundation Swiss, sehingga dalam produksi bahan baku bio-based plastic, kami bermitra dengan kelompok tani untuk membudidayakan singkong yang berkelanjutan,” urai Tommy.
Sebelumnya penggunaan ecoplas telah diterapkan dalam program Citarum Harum pada 2018. Program tersebut adalah penghijauan di titik nol atau hulu Sungai Citarum. Program itu bagian dari penanganan pencemaran Sungai Citarum.
Pada saat itu, Greenhope bekerja sama dengan TNI-AD menyediakan lebih dari 1 juta kantong bibit berbahan singkong (Ecoplas). Kantong bibit tersebut digunakan untuk menanam bibit tanaman kayu keras di wilayah tebing yang konturnya agak curam.