JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal II menunjukkan kinerja yang sangat impresif.
Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy) menunjukkan pemulihan dalam negeri yang sangat impresif.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari banyak negara maju.
Bagaimana Cara Menjadi Kaya dalam 30 Hari? Baca di Website Ini
“Di tengah cuaca dan suasana tidak baik ini perekonomian Indonesia kuartal II-2022 menunjukkan kinerja sangat impresif. Banyak negara di kuartal II-2022 mengalami koreksi ke bawah,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual, Kamis 11 Agustus 2022 dikutip dari FIN.co.id.
Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari banyak negara, termasuk negara maju.
Posisi Indonesia itu lebih tinggi dibanding beberapa negara seperti Italia terkontraksi 0,2 persen, Eropa 1,4 persen, Meksiko minus 1,7 persen dan AS 4,2 persen. Hanya Singapura yang tumbuh 6,8 persen.
Faktor perlambatan ekonomi global diantaranya karena adanya perang Ukraina dan krisis energi di Eropa, penurunan investasi di AS serta zero COVID policy serta krisis properti di Tiongkok.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 menguat ditopang kinerja konsumsi dan ekspor,” ujar Sri Mulyani.
Konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,5 persen (yoy) menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 terutama akibat aktivitas yang meningkat pesat di bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Tak hanya konsumsi rumah tangga, ekspor juga mendukung ekonomi karena mampu tumbuh tinggi mencapai 19,7 persen sejalan permintaan komoditas dan produk manufaktur unggulan nasional.
Investasi turut tumbuh positif sebesar 3,1 persen namun melambat dari 4,1 persen pada kuartal I-2022 karena tingginya harga barang input.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah terkontraksi 5,2 persen mengingat menurunnya belanja penanganan pandemi karena pemulihan yang terus terakselerasi.
Terkait impor juga mendukung ekonomi karena tumbuh mencapai 12,3 persen karena ekspansi sektor manufaktur dan perdagangan terus stabil sejalan dengan perbaikan kapasitas produksi dan permintaan dalam negeri.
Untuk konteks produk domestik bruto (PDB) riil, posisi Indonesia berada di level 7,1 persen yang menandakan sudah di atas dari pra pandemi COVID-19 pada 2019.
Dengan demikian ini menggambarkan pelemahan sudah diganti oleh pemulihan ekonomi yang kuat.