KENDARI – QRIS adalah istilah yang sudah tidak asing lagi dalam dunia keuangan dan perbankan Indonesia. Cara pembayaran melalui QRIS mulai banyak dilakukan, terutama di perkotaan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) pun menargetkan 100.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di provinsi ini memanfaatkan kemajuan teknologi pembayaran secara digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala BI Sultra Doni Saptadijaya di Kendari, saat konferensi pers di Kendari, Selasa mengatakan secara khusus pihaknya menargetkan pengguna QRIS sepanjang 2022 sebanyak 85.000, namun pihaknya akan terus melakukan upaya sosialisasi agar bisa tembus di angka 100.000 merchant.
“Akhir tahun 2022 kami harapkan bukan 85.000 saja, tapi kalau bisa 100.000 pengguna QRIS karena ini sangat terkait erat dengan penggunaan layanan digital perbankan,” katanya dikutip dari ANTARA.
Dia menyebut, saat ini pihaknya telah mencatat pengguna QRIS di provinsi tersebut bagi pelaku UMKM telah mencapai di angka 83.000 lebih.
Doni mengatakan, terus berupaya meningkatkan perluasan penggunaan transaksi digital QRIS di Sultra tidak hanya bagi kalangan pelaku UMKM, namun juga ke seluruh kalangan masyarakat.
“Ke depan kami akan berusaha melakukan sosialisasi selain kepada UMKM, kami juga akan melakukan edukasi ke tingkat mahasiswa, siswa SMP dan SMA. Dikarenakan penggunaan QRIS ini kan masih terkait dengan teknologi, nah anak-anak muda ini lebih mudah memahami teknologi,” ujar dia.
Menurutnya, melalui edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat secara konsisten dan terus menerus bisa mencapai target pengguna QRIS hingga 100.000 ribu bahkan lebih.
“Kami mendorong agar penggunaan QRIS ini bisa lebih luas lagi karena ini merupakan salah satu sistem pembayaran yang paling mudah, bisa dilakukan dengan cepat mudah murah dan aman,” kata Doni.