JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, ditutup melemah di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.972 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.943 per dolar AS.
“Ada sentimen risk off di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi namun tetap terbatas di tengah hari libur AS,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin, 4 Juli 2022 dikutip dari ANTARA.
Kekhawatiran terhadap resesi meningkat pada akhir pekan lalu setelah PMI Manufaktur ISM AS merosot ke posisi terendah dalam dua tahun.
Selain itu, ketegangan geopolitik lebih lanjut antara Rusia dan Ukraina menambah sentimen risk off. Rusia mengeklaim memiliki kendali penuh atas Lysychansk.
Di sisi lain, ada keraguan atas kemampuan Tiongkok untuk mendapatkan kembali transisi ekonomi.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Februari.
Dolar AS sendiri kembali menguat pada akhir pekan lalu seiring ekspektasi kebijakan moneter The Federal Reserve yang hawkish pasca pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam diskusi panel bersama Presiden European Central Bank (ECB) dan Gubernur Bank of England (BOE) pada pekan lalu, yang menekan minat pasar pada mata uang utama lainnya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.940 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.931 per dolar AS hingga Rp14.973 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.960 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.956 per dolar AS.