KENDARI – Nilai ekspor Sulawesi tenggara (Sultra) pada Mei 2022 mengalami peningkatan 20,35 persen atau mencapai US$678,17 juta di banding ekspor April 2022 yang mencapai US$563,51 juta.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti dalam keterangan tertulis di Kendari, Jumat mengatakan, sementara, volume ekspor pada periode yang sama juga tercatat 262,61 ribu ton atau naik sebesar 14,36 persen dibanding volume ekspor April 2022 yang tercatat 229,62 ribu ton.
Ia mengatakan, peningkatan terbesar ekspor Sulawesi Tenggara terjadi pada komoditas besi dan baja senilai 115,70 juta dolar (naik 20,66 persen).
Sedangkan menurut sektor, kata Agnes ekspor Sulawesi Tenggara didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar 678,15 juta dolar atau (99,99 persen).
Adapun ekspor Sulawesi Tenggara terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 660,27 juta dolar, disusul India senilai 13,10 juta dolar, dan Korea Selatan senilai 2,21 juta dolar.
Sementara itu, lanjut Agnes, nilai impor Sultra pada Mei 2022 mencapai 208,68 juta dolar, naik 33,61 persen dibandingkan April 2022 atau naik 46,37 persen dibandingkan Mei 2021.
Volume impor Mei 2022 senilai 316,85 ribu ton, turun 1,98 persen dibandingkan April 2022 atau turun 16,54 persen dibandingkan Mei 2021. Peningkatan impor golongan barang terbesar Mei 2022 dibandingkan April 2022 adalah Besi dan Baja yaitu sebesar 32,36 juta (naik 63,18 persen).
Tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Mei 2022 adalah Tiongkok 92,77 juta dolar (44,46 persen), Afrika Selatan 63,51 juta (30,44 persen), dan Singapura 26,24 juta (12,58 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, secara kumulatif nilai impor Januari-Mei 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan bahan baku senilai 348,57 juta (53,43 persen), barang konsumsi naik 29,44 persen atau senilai 0,17 juta dan barang modal naik 61,62 persen atau senilai 34,75 juta.
Neraca perdagangan Sulawesi Tenggara Mei 2022 mengalami surplus 469,50 juta dolar AS.