Pertengkaran antara pasangan suami istri kerap terjadi. Hal ini dialami karena berbagai faktor yang memicunya. Di antaranya masalah keuangan.
Menurut Certified Financial Planner Annisa Steviani, masalah keuangan yang dihadapi keluarga Indonesia, umumnya terjadi karena kurangnya literasi finansial.
“Sebenarnya wajar banget sih (kurang literasi finansial). Apalagi kalau generasi dulu nggak dapat ilmu pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dari keluarga atau sekolah. Beda sama anak-anak zaman sekarang yang memang diajarin caranya belanja, caranya ngeluarin uang gimana,” ucap Annisa saat diskusi daring, Rabu (29/6) dikutip dari Antara.
Tak hanya itu, permasalahan keuangan yang sering dialami keluarga Indonesia, menurutnya adalah tidak dapat memperkirakan pengeluaran hingga tidak memiliki dana darurat atau asuransi.
“Kedua, sebenarnya nggak yakin penghasilan kita itu cukup atau nggak. Banyak orang yang bilang ‘aduh uangku pas-pasan’. Pas-nya itu se-pas apa? Tahu darimana? Seberapa detail kamu tahu kurangnya berapa lebihnya berapa? Nah kalau sudah yakin, baru bisa dicari solusinya,” katanya.
Terakhir adalah tidak adanya dana darurat atau asuransi.
“Apalagi kalau sudah punya anak. Atau di rumah misal tiba-tiba ada kerusakan. Biasanya nggak punya dana darurat itu yang bikin keuangan kita berantakan,” sambung Annisa.
Solusi
Dari permasalahan keuangan yang umum terjadi itu, Annisa memaparkan bahwa solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelolaan keuangan atau budgeting. Selain itu, para keluarga juga perlu untuk memiliki dana darurat atau asuransi agar tak merusak alur keuangan.
Selain itu penting untuk berdiskusi dengan pasangan mengenai pengelolaan keuangan juga penting untuk dilakukan oleh keluarga Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar pasangan pun dapat dengan kompak mengatur alur pengeluaran mereka.
“Kalau kita lihat dari situ, solusinya ada beberapa. Pertama, budgeting-nya harus lancar. Minimal bisa menabung 10 persen dari penghasilan. Kalau ada hutang nggak lebih dari 30 persen. Kedua, siapkan dana darurat dan asuransi,” papar Annisa.
“Terakhir sebenarnya adalah gimana kita berdiskusi dengan pasangan. Jadi kita bisa punya pondasi finansial yang kuat sebagai keluarga, sehingga pengelolaan keuangannya bisa berjalan dengan baik,” imbuhnya.