15 Hektare Padi Siap Panen di Baubau Terancam Puso

oleh
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau, Muhamad Rais (Antara/Yusran)

BAUBAU – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau mencatat sekitar 15 hektare padi sawah di Kecamatan Bungi terancam puso atau gagal panen akibat banjir pada Sabtu 19 Juni 2022.

Tanaman padi tersebut berlokasi di persawahan dua kelurahan yakni Waliabuku dan Kampeonaho. Luas lahan padi yang terendam banjir Masing-masing 12 hektare di Waliabuku dan tiga hektare di Kampeonaho.

“Berdasarkan laporan penyuluh lapangan di Loko kurang lebih tiga hektar dan Waliabuku 12 hektar. Untuk padi yang terancam puso di Waliabuku ini digarap lima kelompok tani,” katanya dikutip dari ANTARA.

Intensitas hujan yang mengguyur Kota Baubau dan menyebabkan banjir pada Sabtu (19/6) membuat ratusan hektare sawah di daerah itu terendam air. Beruntung ratusan hektare sawah terendam tersebut telah dipanen.

Ia mengatakan, secara keseluruhan luas sawah di Kota Baubau sekitar 1.290 hektare. Namun pada terjadi banjir, persawahan selain 15 hektare tersebut sudah selesai panen.

“Semua sawah itu terendam banjir, tapi yang lain sudah tidak ada padinya. Jadi, kita tinggal lihat yang 15 hektar ini kalau sudah berkecambah berarti tidak jadi beras lagi, tapi tumbuh baru. Kalau benar-benar puso, maka kerugian bisa ditaksir enam ton beras kali 15 hektar,” katanya.

Sebenarnya, kata Rais, 15 hektare padi tersebut sudah hendak dipanen sejak pekan lalu, tetapi kala itu petani terhambat oleh hujan yang terus mengguyur di wilayah itu hingga tiba-tiba banjir pada Sabtu akhir pekan kemarin.

“Mereka (petani) ini menunggu cuaca baik karena tidak ada orang panen menggunakan mesin Combine saat hujan. Tapi ternyata bukannya hujan berhenti malah yang terjadi banjir. Makanya satu dua hari ini masih dipantau perkembangan kondisi padi-padi itu,” katanya.

Lebih jauh, kata dia, pada dasarnya banjir yang menerjang persawahan di wilayah Bungi selalu terjadi setiap tahun. Pihaknya menduga penyebab utamanya ada di hulu yaitu hutan di bagian atas yang sudah pada hancur.

“Sehingga kalau terjadi air bah itu langsung persawahan. Makanya sekarang pak Wali Kota sudah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup mengajukan ke pemerintah pusat untuk rehabilitasi bekas tambang di Sorawolio,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *