JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memiliki tiga strategi untuk meningkatkan penjualan produk emas mengingat lebih dari separuh pendapatan perseroan sepanjang tahun lalu bersumber dari logam mulia.
“Kita ketahui bersama hampir 67 persen revenue Antam adalah penjualan emas di tahun 2021,” kata Direktur Operasi dan Produksi Emas Antam I Dewa Wiranata dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Selasa dikutip dari Antara.
Pada 2022, Antam akan menggiatkan dan menyatukan semua media perseroan untuk menjadi situs omni channel agar penjualan emas bisa lebih mudah dan aman.
Strategi penjualan dengan sistem omni channel diharapkan mampu meningkatkan penjualan dan menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam.
Strategi kedua adalah melakukan proses efisiensi untuk bisa menurunkan biaya produksi dan meningkatkan penjualan di gerai-gerai pemasaran Antam.
Saat ini, produk logam mulia Antam tersedia pada jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi.
“Kami juga bekerja sama dengan buyer untuk mendapatkan masukan kira-kira produk apa dari segmen apa yang bisa kami tingkatkan untuk market nanti ke depan,” kata Dewa.
Ia menyampaikan minat daya beli masyarakat terhadap emas sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan peningkatan penjualan emas sudah mulai terjadi di bulan ini.
Dewa berharap penjualan terus meningkat sampai akhir tahun agar bisa menunjang target produksi Antam.
Strategi ketiga, Antam masuk ke segmen pasar kedua dengan produk Emas Antam Indonesia bekerja sama dengan salah satu provider Emas Kita. Perseroan masuk ke bagian perhiasan melalui produsen perhiasan emas Hartadinata.
“Kami masuk segmen pasar kedua karena dari penjualan emas di bawah logam mulia masih ada kompetitor-kompetitor yang masih menjual emas dan kami harap bisa mendapatkan pangsa pasar tersebut,” kata Dewa.
Sepanjang kuartal pertama 2022, kinerja penjualan emas Antam mencapai 6.575 kilogram atau setara 211.391 troy oz. Adapun total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung seberat 390 kilogram atau tumbuh 28 persen dari tingkat produksi emas sepanjang kuartal I 2021 sebesar 290 kilogram.
Total penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp9,75 triliun atau meningkat 6 persen dibandingkan kuartal pertama 2021 yang hanya sebesar Rp9,21 triliun.
Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,42 triliun atau 76 persen dari total penjualan bersih pada kuartal pertama 2022 tersebut.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp5,88 triliun atau menempati porsi 60 persen, lalu disusul feronikel dengan angka penjualan sebesar Rp1,86 triliun (19 persen), bijih nikel sebesar Rp1,62 triliun (17 persen), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp299,40 miliar (3 persen).