JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kontribusi ekspor industri paling dominan, yakni 76,37 persen dari total nilai ekspor nasional yang berada di angka 66,14 miliar dolar AS pada kuartal I-2022.
“Sektor industri masih konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor nasional, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, terutama dampak pandemi dan perang antara Rusia-Ukraina,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kinerja ekspor industri pengolahan menembus 50,52 miliar dolar AS pada Januari-Maret 2022, atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38,95 miliar dolar AS.
Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur di Indonesia yang semakin semangat untuk memperluas pasar ekspornya, meskipun menghadapi berbagai tantangan saat ini.
“Artinya, sektor industri telah menunjukkan geliat dan resiliensinya. Lewat kombinasi kombinasi fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal yang diberikan pemerintah, kinerja sektor industri makin gemilang dan agresif di triwulan pertama 2022 ini,” tuturnya.
Menperin optimistis sektor industri menjadi penopang utama dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. Salah satu kebijakan Kementerian Perindustrian yang tetap fokus dijalankan adalah hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia.
“Di tengah momentum kenaikan harga komoditas, Indonesia perlu terus memacu hilirisasi komoditas unggulan. Sehingga ekspor Indonesia tidak lagi berasal dari komoditas hulu, namun mengandalkan komoditas hilir yang memiliki nilai tambah tinggi,” paparnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan selama kuartal I 2022 mengalami surplus sebesar 9,33 miliar dolar AS.
Surplus juga terjadi pada Maret 2022 sebesar 4,53 miliar dolar AS, yang melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 lalu atau telah terjadi dalam kurun waktu selama 23 bulan berturut-turut.
Bahkan, kinerja ekspor nasional bulan Maret 2022 berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, dengan nilai tercatat sebesar 26,50 miliar dolar AS.
Angka tersebut naik signifikan 29,42 persen dibanding Februari 2022 (m-to-m) atau 44,36 persen dibanding Maret 2021 (y-on-y). Capaian gemilang ini tidak terlepas dari sumbangsih sektor industri manufaktur.
“Pada Maret 2022, kontribusi sektor industri mendominasi sebesar 72,69 persen dari total ekspor nasional. Nilai ekspor dari industri pengolahan pada Maret 2022 mencapai 19,26 miliar dolar AS, naik 23,99 persen (m-to-m) atau 29,83 persen (y-on-y),” ungkap Menperin.
Sementara itu, total nilai impor nasional pada bulan Maret 2022 mencapai 21,97 miliar dolar AS dengan pertumbuhan sebesar 32,02 persen (m-to-m) atau 30,85 persen (y-on-y).
Dominasi dan kenaikan impor bahan baku menunjukkan bahwa impor Indonesia ditujukan untuk aktivitas produktif, guna mendorong output nasional, sementara kenaikan pada barang modal menunjukkan industri manufaktur terus mendorong ekspansi usahanya.
“Hal ini tercermin dalam aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif melalui Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2022 berada di posisi 51,3. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan level Februari 2022 yang sebesar 51,2, serta masih melanjutkan level ekspansi selama tujuh bulan beruntun,” ungkap Menperin Agus.
Kenaikan level PMI manufaktur Indonesia sejalan dengan PMI Regional ASEAN yang juga mengalami ekspansi sebesar 51,7. Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia pada Maret mampu melampaui PMI Manufaktur Korea Selatan (51,2), Malaysia (49,6), China (48,1), dan Rusia (44,1).